Banjar
POTENSI PERIKANAN POTENSI PERIKANAN KABUPATEN BANJAR
Potensi produksi perikanan di Kab. Banjar
cukup besar meliputi usaha budidaya dan penangkapan. Kegiatan
budidaya meliputi budidaya air laut, air payau dan air tawar, sedangkan
kegiatan penangkapan meliputi penangkapan di perairan laut dan perairan umum.
Pengembangan usaha perikanan budidaya merupakan sektor
yang telah lama menopang pengembangan ekonomi, terutama ikut serta dalam
memberdayakan pembudidaya ikan khususnya skala kecil. Atas dasar tersebut dan
dalam rangka mendukung pelaksanaan kebijakan Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya untuk Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya pada Tahun 2008
ditetapkanlah Pengembangan Kawasan Perikanan Di Kabupaten Banjar dengan
Surat Keputusan Bupati Banjar Nomor 241 Tahun 2008 tanggal 16 Juni 2008 khusus
budidaya ikan air tawar pada kawasan perikanan budidaya Riam Kanan dan Kawasan
Minapolitan Cindai Alus dengan luas lahan yang berpotensi untuk dikembangkan seluas
± 1.671 Ha.
Pusat distrik Minapolitan Cindai Alus Kab. Banjar ini
berada di Desa Cindai Alus Kecamatan Martapura Kota dengan desa-desa hinterlandnya,
yaitu Desa Tungkaran, Desa Sungai Sipai Kecamatan Martapura Kota, serta Desa
Sungai Rangas Hambuku, Desa Sungai Batang Ilir dan Desa Penggalaman Kecamatan
Martapura Barat. Berdasarkan master plan pengembangannya, kawasan ini
akan dibangun dalam 10 tahun, sejak 2008 hingga 2018. Tujuan dibangunnya
kawasan ini adalah untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas produksi perikanan budidaya, meningkatkan sarana
dan prasarana pendukung perikanan di kawasan minapolitan, serta memberdayakan
dan mensejahterakan masyarakat di kawasan tersebut.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Banjar, kawasan minapolitan terdiri
dari kawasan pertanian lahan basah, kawasan budidaya lahan kering dan kawasan
pemukiman. Lahan dikawasan minapolitan terdiri dari lahan basah pasang
surut sulfat masam tipe C dan D beririgasi teknis, lahan gambut dan lahan
kering tipe alluvial dan podsolik. Lahan basah digunakan untuk
persawahan dan kolam ikan dan lahan kering untuk perumahan dan pekarangan.
Selain potensi perikanan, Kawasan Minapolitan Cindai Alus juga merupakan
kawasan pertanian yang menghasilkan padi sawah lahan basah, buah-buahan
terutama jeruk dan pisang, sayur-sayuran, perkebunan dan peternakan.
Dengan adanya kawasan Minapoitan ini, diharapkan usaha
perikanan di Kab. Banjar akan semakin berkembang dalam rangka mendukung
pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
khususnya masyarakat perikanan di Kab. Banjar.
a. Perikanan
Budidaya
Kegiatan
budidaya yang sudah banyak dikembangkan sampai saat ini adalah usaha budidaya
tambak, kolam, karamba dan jaring apung. Produksi budidaya tahun 2010 mencapai
32.720 ton dengan nilai produksi sebesar Rp. 556.701.500.000,-. Sedangkan tahun
2011 mengalami peningkatan yakni mencapai 50.018,4 ton dengan nilai Rp.
568.910.773,-.
Satu-satunya daerah di Kab.
Banjar
yang mempunyai potensi besar untuk pengembangan budidaya air laut dan air payau
di Kab. Banjar adalah kawasan pesisir Kec. Aluh-aluh, dengan komoditas yang
cocok untuk dikembangkan antara lain ikan Bandeng.
Kegiatan budidaya air tawar,
hingga saat ini telah terkonsentrasi di 10 kecamatan dari 19 kecamatan
yang ada di Kab. Banjar dengan memanfaatkan potensi sungai/DAS, irigasi dan
waduk. Kecamatan-kecamatan tersebut meliputi Kec. Gambut, Kertak Hanyar, Sungai
Tabuk, Martapura, Martapura Barat, Karang Intan, Aranio, Sungai Pinang dan
Pengaron. Beberapa jenis ikan air tawar yang sudah memasyarakat dan
dikembangkan secara luas adalah Ikan Mas, Patin, Nila, Betok, Lele, Gurame,
Bawal, Jelawat dan ikan hias tawar. Sampai saat ini telah terdapat 66 kelompok
pembudidaya ikan (POKDAKAN) dan 1.959 rumah tangga perikanan (RTP) budidaya di
Kab. Banjar. Peningkatan produksi budidaya perikanan dilakukan berbagai
kegiatan pendukung dilaksanakan oleh Kab. Banjar diantaranya pemberian bantuan
benih ikan, pakan ikan, pembentukan kelompok pembudidaya dan berbagai pelatihan
teknis bagi pembudidaya.serta upaya pengendalian dan pemberantasan hama
penyakit di Kab. Banjar.
Selain wilayah pemasaran lokal (Kab. Banjar), juga kabupaten lain di
Prov. Kalimantan Selatan,
Prov. Kalimantan Tengah dan Prov. Kalimantan Timur Pengiriman
perdana ikan Patin produksi Kawasan Minapolitan Kab. Banjar ke Prov. DKI
Jakarta dan Pulau Jawa, (Senin, 12 September 2011).
Kab. Banjar memiliki potensi
perairan laut dan peraiaran umum yang mendukung usaha penangkapan ikan.
Perairan laut terletak di kawasan pesisir Aluh-aluh, sedangkan perairan umum
meliputi sungai/DAS (sungai Martapura, Riam Kanan dan Riam Kiwa), waduk
(Riam Kanan dan Mandikapau) dan rawa. Produksi penangkapan pada tahun 2010
mencapai 11.524 ton dengan nilai produksi sebesar Rp. 142.381.363.000,-
Produk perikanan tangkap perairan
laut di Kab. Banjar meliputi ikan Manyun, Kakap, Bawal Hitam/putih, Gulamah,
Pari, Alu-alu/Barakuda, Udang Putih dan Udang Bajang. Sedangkan untuk produk
penangkapan di perairan umum meliputi ikan Gabus, Betok, Sepat Siam, Nila,
Belida, Gurame, wader/puyau, Toman, Betutu, Baung dan Udang Galah. Sampai saat
ini tercatat 4.783 RTP perikanan tangkap, dengan 21.503 unit alat tangkap yang
umum digunakan (Lampara Dasar, Jaring Insang Tetap dan Hanyut,
Jermal/Togo, Rawai, Pancing, Bubu, Tempirai, Lukah, dll). Untuk armada penangkapan,
tercatat 3.341 unit armada penangkapan (1.100 armada perairan laut berupa kapal
motor 0-5 GT dan 2.241unit armada perairan umum berupa 1.862 unit perahu tak
bermotor dan 379 unit perahu motor tempel). Untuk
meningkatkan produksi hasil tangkap, berbagai kegiatan pendukung dilaksanakan
oleh Kab. Banjar diantaranya pemberian bantuan alat tangkap dan pembentukan
kelompok nelayan tangkap.
Read Users' Comments (0)