Batola
POTENSI PERIKANAN KABUPATEN BATOLA
Kabupaten
Batola adalah salah satu kabupaten dengan potensi sumberdaya alam yang
mempunyai peluang dalam usaha Perikanan dan Kelautan. Secara
administratif. Kabupaten Barito Kuala adalah salah satu kabupaten yang berada
diwilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Nama “Barito Kuala”
yang berarti muara Sungai Barito mereflleksikan bahwa kehidupan masyarakat di
sini sangat dipengaruhi oleh keberadaan salah satu sungai terbesar di Indonesia
tersebut. Selain berperan sebagai sumber air untuk rumah tangga dan
industri, jalur transportasi air, tempat rekreasi serta daerah penangkapan
ikan Sungai dengan panjang 120 km yang berada di Kabupaten ini juga telah
dimanfaatkan untuk kegiatan usaha Budidaya Perikanan Air Tawar, air payau serta
penangkapan. Potensi penangkapan pada panjang pantai 14,2 km dengan areal
penagkpan sampai 10 mil laut.
Kegiatan perikanan yang berkembang mulai
dari arah utarah yaitu kecamatan kuripan berupa penangkapan di sungai,
pembesaran ikan Toman, betutu, patin dan nila dalam karamba sampai kearah
selatan yang berbatasan dengan laut jawa dengan usaha perikanan tangkap di
lauta dan darar, Pembesaran ikan bandeng dan udang di tambak sekitar 3500 ha
dan ikan betok, nila dan patin di kolam, pengolahan hasil perikanan
seperti ebi, terasi dan ikan kering.
Daerah daerah yang potensial
dikembangakan sebagai sentra-sentra produksi di batola sebagian besar
merujpakan daerah daerah desa tertinggal (PDT), Potensi ini sangat
potensial untuk dikembangkan sebagai areal Minapolitan atau kantong-kantong
produksi .
Potensi Perikanan tersebar mulai dari
Kecamatan Tabunganen sampai Kecamatan kuriapan karena hampir seluruh kecamatan
di lalui oleh Sungai barito dan satu kecamatan merupakan kecamatan pesisir.
Potensi Sungai Barito yang merupakan salah satu sungai terbesar di Indonesia
berada di Kabupaten Barito Kuala. Dengan panjang 120 km dari muaranya
hingga perbatasan di sebelah utara (kabupaten Hulu sungai Utara), sungai ini
menjadi modal utama untuk potensi Sumber Daya Alam yang akan mendukung
kegiatan pengembangan usaha budidaya. Selain itu, banyaknya anak sungai
dan kanal di Kabupaten ini juga membuat lokasi usaha tidak hanya terkonsentrasi
di karamba atau jaring apung namun bisa menyebar di perkolaman pasang surut
maupun tadah hujan serta mina padi.
Secara umum, kegiatan pemanfaatan sungai
barito yang telah dilaksanakan oleh masyarakat terletak di Kec. Kuripan
(karamba), Kec. Marabahan (Karamba dan KJA), Kec Cerbon (KJA). dan Kecamatan
Tabukan (karamba).
Program pengambangan budidaya di dalam
Karamba telah dikembangkan sejak dengan sumber dana APBD dan APBN melalui
penguatan modal dan Pinjaman Karamba jaring apung bagi pembudidaya.
Fasiltas penunjang tleah dibangun di 2 kecamatan yaitu kec Cerbon dan Marabahan
yaitu tiang pancang dan rumah jaga walaupun jumlah tiang pancang masih minim
dan perlu tambahan kembali.
Pengembangan kawasan PDT hendaknya
terencana dan bersinergi dengan masyarakat serta pihak yang terkaitan. Pada
bidang perikanan dan kelautan telah titik-titik pengembangan sentral-sentra
perekonomian masyarakat pada pendekatan komoditas.
A. Sental Komoditas Air
Payau (Bandeng)
Sental pengembangan air payau dengan
komoditas utama ikan bandeng berada di Kec. Tabunganen. Pembangunan yang
terakhir dibangun yaitu akses jalan usaha budidaya di tambak dari Desa Tanggul
rejo menuju pertambakan baru dalam tahap pembangunan badan jalan di tahun 2009.
Hasil produksi bandeng yang berlimpah telah di arahkan untuk pengolahan bandeng asap dalam bentuk pelatihan. Tahap permodalam masih belum bisa dilaksanakan.
Hasil produksi bandeng yang berlimpah telah di arahkan untuk pengolahan bandeng asap dalam bentuk pelatihan. Tahap permodalam masih belum bisa dilaksanakan.
B. Sental Perkolaman Patin Dan Lele
Pengembangan Budidaya ikan kolam
dikecamatan alalak berawal dari Dempot percontohan di pompes Al-Amin desa
beringin dan pinjaman pengutan modal di 2 kelompok pembudidaya dengan area
budidaya kurang lebih 0,4 ha komoditas yang diusahakan yakni ikan patin dan
nila.
Sedangkan pada akhir 2010 kegiatan
pembudidaya ikan dikolam sudah menyebar luar tidak hanya didesa beringn tetapi
sudah menyebar luar ke 8 desa lainya seperti sungai pitung, sungai lumbah,
belandean dan lainya. Total daerah budidaya sekitar 3,5 ha dengan jumlah kolam
mencapai 250 buah ikan yang diusahakan patin,nila, gurame, lele dan yang
terbaru ikan papuyu.
Pada tahun 2009 dilaksanakan demplot
ikan lele sangkuriang pada Kelompok Setia Kawan yang merupakan kerjasama
pemerintah daerah dengan Fakultas Perikanan Universitas Lambung Mangkurat.
Sejak demplot tersebut berkembanga budidaya ikan lele sangkuriang
Kelompok pembudidaya ikan Setia kawan ini pada tahun 2010 menjadi juara
kelompok pembudidaya ikan tingkat propinsi dan pada tahun 2010 menjadi
juara tiga kelompok pembudidaya ikan (komoditas cet fish) tingkat nasional.
Didesa beringin juga terletak
sekretariat UPP (unit pelayanan Pengembangan) “Perikanan Budidaya” yang pada
tahun 2010 mendapatkan juara dua tingkat propinsi.total produksi ditahun 2010.
Pada Kecamatan alalak masih banyak
kelompok pembudidaya ikan yang skala usahanya masih tidak ekonomis dan belum
mencukupi kebutuhan sehari-hari.
C. Sental Karamba Jaring Apung Ikan Nila
Pengembangan sental budidaya ikan nila
di Karamba jaring apung berada di Kecamtan Marabahan memanjang mulai dari Desa
Marabahan Kota, Penghulu, Baliuk dan Bagus.
Melalui program pengembangan perikanan
budidaya melalui kegiatan revitalisasi perikanan di kawasam budidadaya air
tawar mulai tahun 2006 mulai dirintis mengembangan budidaya ikan di dalam
Karamba Jaring Apung (KJA) di kecamatan marabahan dan kecamtan Cerbon. Sejak
tahun 2007 usaha mulai berkembang. Pada tahun 2008 dibangun kembali sebanyak 40
unit KJA yang disebar ke Kecamatan marabahan dan Kecamatan Cerbon pada 5
kelompok Pembudidaya ikan (poldakan) tiap kelompok yang menerima sebanyak 8
orang. Sampai dengan sekarang proses budidaya masih berjalan dengan
lancar. Pada tahap kedua di lanjutkan kegiatan pembuatan kja sebanyak 20
unit untuk 7 Kelompok pembudidaya ikan di Kelurahan Marbahan Kota Kecamatan
Marabahan dan Desa Badandan Kec. Cerbon.
Komoditas yang diusahakan adalah ikan
patin dan ikan nila. Kedua komoditas ini menjadi pilihan karena daya
adaptasinya yang kuat terhadap karakteristik perairan sungai Barito dan serapan
pasar yang cukup besar.
Rencana pengembangan dikhususkan untuk
Kecamtan Marabahan mulai dari Kelurahan Ulu benteng, Kelurahan Marabahan kota,
Desa Penghulu, Desa Baliuk dan Desa Bagus dengan desain karamba baru.
D. Sentral kolam Ikan lokal (betok dan
Gabus)
Pengembangan sentra ikan lokal berada di
2 kecamatan yaitu Kecamatan Alalak dan Kecamatan Jejangkit. Komoditas unggulan
pada kecamatan Jejangkit adalah ikan betok dan gabus yang dipelihara di dalam
kolam dan Kecamatan Alalak khusus untuk pengembangan ikan betok.
E. Sentral Karamba Ikan lokal (toman)
Pengembangan sentra ikan lokal berada di
2 kecamatan yaitu Kecamatan Kuripan dan Kecamatan Jejangkit. Komoditas unggulan
pada kecamatan Kuripan adalah ikan toman yang dipelihara di dalam karamba.
Karamba di Kecamatan Kuripan berkembang sejak adanya hibah dana CD Batubara
tahun 2008 dimulai dari budidaya ikan patin di Desa Tabatan Baru.
Kelompok mendapatkan dana hibah dari PT
Adaro melalui progran CD Batu Bara di akhir tahun 2009 yaitu masing-masing
sebesar Rp.17.500.000,-. Perkembangan Karamba toman di Desa Rimbun tulang
sebagai berikut :
a.
Tahap pertama penggunaan dana CD Batu Bara Kelompok pantai barito untuk
pembeliah bibit toman dan pakan untuk 3 buah Karamba kemudian berkembang
menjadi 7 buah pada tahap ke 2 teber benih 5000 ekor.
b.
Tahap pertama penggunaan dana CD Batu Bara Kelompok PATINU SIDIN untuk
pembeliah bibit toman dan pakan untuk 8 buah Karamba kemudian berkembang
menjadi 8 buah pada tahap ke 2 dengan jumlah tebar benih 8000 ekor.
Karamba ikan toman di Desa Rimbun tulang sebanyak 33 buah
dan jumlah yang siap panen sebanyak 31 buah dengan ukuran panen rata-rata 1
kg/ekor dan estimasi hasil panen sebanyak 8,37 ton ( tiap karamba 270 kg), Pada
Panen raya toman pada tanggal 8 Februari 2011 di panen sebanyak 4 buah
dengan hasil sebanyak 1,1 ton jadi rata-rata per karamba sebanyak sekitar
275 kg per karamba
Read Users' Comments (0)